Sunday 18 August 2013

Jurnal Mimpi: Rumah, Mushola, Masjid, dan Perjalanan Hidup

Alhamdulillaah.. masih bisa bangun dalam keadaan utuh, walaupun agak kurang enak badan, semoga jadi penggugur dosa.

Semalam saya bermimpi, berada di sebuah rumah besar bergaya klasik di persimpangan jalan raya, dengan pintu dan jendela yang sangat tinggi, furniturnya pun klasik, di dalam rumahnya terdapat taman, seperti rumah-rumah bangsawan zaman dulu. Di luar rumah terdapat lahan parkir yang cukup luas yang sepertinya tak beraspal, bentuknya mirip huruf "L" karena letak rumah itu di pojokan blok. Saya ingat melihat mobil dan motor sedang terjebak macet di jalan depan rumah itu, dan yang pasti, saya tidak tahu itu rumah siapa! Saya berjalan dari pintu depan hingga menemui satu pintu samping yang tidak ditutup. Saya heran mengapa penjaga rumah belum menutup pintu itu padahal hari sudah gelap, tapi saya tidak ambil pusing, saya pun naik ke lantai atas, dan di sana terdapat kandang umbaran yang cukup besar, saya tidak perhatikan burung apa yang dipelihara di situ, dan di atasnya terlihat ruangan berjendelakan kaca, yang dialasi karpet biru, ada sajadahnya. Ooh.. sepertinya itu mushola atau ruang khusus mengaji untuk keluarga pemilik rumah ini. Lalu saya ingat dari ruang itu keluarlah seorang yang menyambut saya, saya pikir dia guru ngaji khusus keluarga itu. Entahlah..

Tiba-tiba saya berada di sebuah masjid, sedang berwudhu di pojokan tempat wudhu, dan masuk ke dalam masjid bersama orang-orang. Di dalam saya bertemu seorang teman yang sedang duduk mengaji, saya sapa dan salami dia dan langsung bergabung dengan jamaah sholat. Sepertinya itu ada pengaruhnya dari memori saat i'tikaf di salah satu masjid di kota Bandung bersama teman tersebut, Ramadhan kemarin.

Setelah itu entah bagaimana prosesnya, tiba-tiba saya sedang dalam perjalanan, mengendarai motor, untuk menuju satu tujuan yang saya lupa, tapi sepertinya sebuah misi penting, bersama-sama beberapa orang yang saya ragu kenal atau tidak. Saya tidak tahu jalan, karena itulah saya ikuti mereka dari belakang saja. Saya ingat saat itu berhenti di sebuah persimpangan menunggu lampu merah berubah menjadi hijau, lalu seorang dari rombongan menoleh ke saya dan sepertinya dia berbicara pada saya suatu hal, dan saya lupa apa omongannya. -_- Lalu perjalanan pun lanjut, melintangi satu perlintasan kereta api, masuk terowongan, dan tiba-tiba sudah ada di jalan besar dengan sungai di pinggirnya. Saya agak tertinggal di belakang sementara mereka ngebut, dan saya pun kebablasan salah jalan, untungnya saya berada di jalan sisi sungai yang searah dengan arah mereka ngebut di jalan seberang sungai. Saya terus melaju sambil terus sesekali menoleh ke arah seberang, berharap tidak kehilangan jejak mereka dan berharap ada jembatan untuk menyeberang ke jalan itu. Akhirnya ada satu jembatan, dan saya pun lewat ke sana hingga berhasil mengejar mereka.

Tiba-tiba saya berada di satu koridor setapak di lereng jurang yang penuh pepohonan, di sana saya bertemu seorang yang duduk di sebuah pintu yang tertutup. Prasangka saya beberapa orang dari rombongan tadi sudah masuk, dan satu berjaga di luar. Saya yang terlambat pun ikut duduk di luar. Di situlah saya diberitahu orang itu dengan berbisik-bisik bahwa kita harus waspada dengan orang-orang yang ada di dalam, katanya mereka tidak bisa dipercaya, suatu saat bisa saja mengkhianati kita begitu mendapatkan tujuannya. Wah, saya pun agak kaget, ternyata orang yang selama ini saya ikuti tidak sesempurna yang saya kira. 

Jalan ceritanya selanjutnya agak random jadinya tidak saya tuliskan di sini. Namun hikmah yg bisa diambil dari adegan mimpi di atas antara lain dari "adegan perjalanan motor dan di lereng gunung", yaitu.. dalam perjalanan hidup, kadang kita kebingungan mencari arah, lalu kita pun coba mengikuti orang-orang lain yang sudah sukses. Namun kadang mereka yang kita ikuti terlalu cepat sehingga kita terlalu jauh tertinggal. Meskipun begitu, ketika kita masih punya tekad untuk mengikuti jejak mereka, pasti suatu saat kita bisa mengejar pencapaian mereka. Namun mengikuti mereka janganlah selamanya dan jangan membabibuta, ketika ilmu dan informasi yang kita miliki semakin bertambah, atau mungkin saat orang yang kita ikuti sudah tidak bisa dipercaya lagi, kita bisa saja mengambil jalan lain, karena tidak ada manusia yang sempurna (kecuali kalau dalam Islam tentu saja Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam).

Demikian ingatan saya dari mimpi semalam. Mimpi semalam saya rasakan "worth it" karena dalam agama Islam jika sebelum tidur wudhu dulu, lalu dzikir sampai tertidur, membaca Ayat Kursi, surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, & An-Naas, maka tidur kita tidak akan diganggu oleh setan. Malam tadi saya amalkan ritual-ritual tersebut dan ternyata saya bermimpi. Maka saya yakin mimpi ini bukan dari setan (in-syaa Allah).

Wallahu a'lam.


No comments:

Post a Comment