Monday 27 January 2014

Jurnal Mimpi: Gedung Tua, Motor Kopling, Penantian, dan Bau Rokok

Malam tadi saya dapat mimpi. Yang pertama teringat adalah saya sedang berada di dekat gedung tua, sudah terlihat lapuk, di mana-mana hinggap tetumbuhan tak terawat, sepertinya ini bekas laboratorium universitas. Di sampingnya ada jalan setapak melalui taman ke arah tempat parkir motor. Entah apa alasan saya menuju gedung tua itu, kecuali ada satu yang menarik di halaman depan gedung itu, jejeran monumen/patung implementasi algoritma suatu bahasa pemrograman. Wujudnya kelihatan seperti untaian kubus-kubus kecil yang dijalin oleh kawat membentuk pola-pola tertentu. Algoritma yg berbeda diwujudkan dalam pola yang berbeda pula. Lalu muncul dari dekat gedung itu salah satu teman saya yg sedang riset sesuatu untuk tesisnya bersama beberapa orang asing, entah dari negara mana. Waktu kala itu jelang magrib, jadi saya berpikir, oh udah pada mau pulang kali ya.


Setelah itu saya menuju tempat parkir lalu menyiapkan motor untuk pulang. Motor yg saya pakai mirip Yamaha Vixion, wah, padahal saya belum bisa pakai motor kopling. Tapi ya namanya juga mimpi, melajulah saya dengan motor itu untuk pulang. Pas pulang ternyata jalan yang akan dilalui cukup familiar juga, yaitu dari arah Setrasari menuju Gunung Batu, dan macet. Akhirnya saya belok ke arah pasteur berharap jalannya lebih lancar. Setelah itu lupa lagi apa yang terjadi.

Tiba-tiba saya ada di sebuah bangunan semacam halte busway campur stasiun Gambir, halte tinggi dengan jendela-jendela kaca di sisi-sisinya. Saya perhatikan jendelanya tidak semua tertutup. Ingin saya tutup tapi entah mengapa urung. Saya juga bingung ada apa kok "terlempar" ke tempat ini. Melihat bangunannya seperti halte saya berprasangka ini artinya sedang menunggu sesuatu. Lalu saat itu saya melihat seorang tetangga yg sering sholat di masjid. Saat itu juga saya mencium bau seperti asap rokok. Jadi curiga jangan2 tetangga itu yg merokok, eh ternyata tidak.

Kalau saya coba interpretasikan sendiri sesuai keadaan dunia nyata, gedung tua, algoritma, dan orang2 di situ berkaitan dengan saya yg sedang ikut membantu riset teman saya itu. Monumen-monumen algoritma itu berkaitan dengan pikiran saya menuju solusi yg dicari dalam risetnya. Gedung tua dan orang2 asing itu saya artikan bahwa topik riset itu tergolong sudah lama dan sudah ada beberapa orang2 yg menelitinya. Sedangkan waktu jelang magrib maknanya deadline tesis yang sudah dekat. Perjalanan pulang bermacet-macet dengan motor kopling itu sepertinya menggambarkan perjalanan hidup yang penuh hambatan dan tantangan, ya memang betul mengendarai motor kopling masih jadi tantangan yang belum terjawab. Menanti sesuatu di halte itu mungkin ada hubungannya dengan saya yg sedang menunggu pengumuman studi ke luar negeri, sedangkan bau asap dan tetangga sepertinya mengajarkan agar jangan cepat su'udzon mentang2 ada orang dan bau rokok belum tentu orang itu yang merokok.

Mudah-mudahan meskipun cuma mimpi ada hikmah yg bisa didapat. Bagaimanapun tetap Allah yg Maha mengetahui takdir terbaik untuk hambanya. Wallahu a'lam.

No comments:

Post a Comment