Thursday, 14 March 2013

Beasiswa, beladiri, mainan, kawan, dan kampus

Semalam saya mimpi.

Di suatu ruangan, kayak di ruangan rusak yg sekarang lab komputer di SMPN 5 Bandung, saya nonton presentasi beasiswa di Australia. Terlihat yg presentasi itu Rafi (adiknya kang Ridha), Lutfi (adiknya kang Fajar), Hakam, dan dua orang lagi saya tidak ingat namanya. Saya ingat Hakam menjawab pertanyaan seorang peserta dengan menyebutkan alamat sebuah website.

Entah apa yg terjadi, tiba2 yang di depan berubah topiknya menjadi demonstrasi satu aliran beladiri. Mereka uji kekuatan dengan saling menginjak perut saat dalam posisi telentang. Whew.. Lalu mereka minta seorang peserta untuk menantang keahlian beladiri mereka. Yang maju ternyata kak Monte. Saya juga pengen maju tadinya, tapi urung. Akhirnya mulailah mereka berhadapan di depan penonton. Saya lupa yang menghadapi Kak Monte siapa. Tapi ternyata penampilannya tidak seperti yg diharapkan, bertarungnya seperti anak kecil saja, bukan bertarung serius.

Tiba2 beralih ke perang-perangan mainan. Ada solatip hitam dua buah, tempat pensil, dan beberapa mainan, semua itu maju seakan sebuah konvoi pasukan. Yang paling depan adalah si tempat pensil yang bentuknya seperti bus lapis baja berwarna coklat. Mereka pindah dari satu ruang ke ruang lainnya untuk mengalahkan musuh-musuh.

Ada juga adegan ketika si Zul dikasih nasehat oleh seorang agak tua, soal berat badan, tapi kelihatannya si Zul tidak peduli.

Ada juga situasi ketika saya ada di dalam sebuah kampus/akademi, seperti pusdik Armed di Baros, ada pintu gerbang yang kalau dibuka menyingkapkan jalan tembus. Saya jalan-jalan di sana, terus ada seorang pengantar surat menanyakan ke saya di mana gedung/fakultas ini, saya tunjukkan arahnya ke mana. Lalu saya coba ikuti dia sekalian jalan-jalan juga.

Well, kind of random dream, isn't it?