Namun sebaiknya imajinasi tidak hanya digunakan untuk hal-hal duniawi semata. Banyak hal-hal yang bisa diimajinasikan untuk mendukung kehidupan akhirat kita. Misalnya:
- Membayangkan keadaan kita saat di dalam kubur. Tubuh kaku tidak bisa bergerak, tanah yang dingin menimbun tubuh, gelap dan sempitnya liang lahat, binatang tanah yang menggerayangi dan memakani tubuh, sendirian tidak ada yang menemani. Ketegangan ketika kita ditanyai malaikat penjaga kubur, apakah kita bisa menjawabnya atau tidak, tergantung amal kita selama di dunia.
- Neraka yang mengerikan. Manusia dibakar, direbus, disiksa dengan siksaan yang belum pernah terbayangkan di dunia. Setiap kali tubuh hancur, langsung dikembalikan utuh seperti semula, lalu disiksa lagi, selamanya. Penderitaan tiada akhir, bukan sehari dua hari, seminggu, atau sebulan. Bukan pula setahun. Bukan sepuluh tahun. Seabad? masih kurang lama. Seribu tahun? masih kurang lama. Semilyar tahun? masih kurang lama. Selamanya.
- Surga dengan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya. Keinginan-keinginan yang ditahan selama di dunia semua dikabulkan di sana. Kesejukan suasananya. Buah-buahan segar yang tinggal diambil jika mau. Pepohonan yang rimbun. Istana-istana yang menjulang ke langit bagaikan bintang-bintang berkilauan. Belum lagi kenikmatan yang belum pernah terlihat mata, belum terdengar telinga, maupun terbayangkan imajinasi.